Senin, 31 Oktober 2016

Penyakit Periodontal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Penyakit periodontal banyak diderita oleh semua golongan umur. Keadaan penyakit yang berat atau ringan mengganggu penampilan klinis, kenyamanan, hingga kondisi psikis penderitanya. Keadaan ini terdiri dari sekumpulan penyakit dengan tanda-tanda, penyebab, perjalanan penyakit serta respons terhadap terapi yang sama. Secara tradisional penyakit ini terdiri dari dua kategori yaitu penyakit gingiva dan penyakit periodontal. Hingga kini klasifikasi penyakit tersebut masih dirasasakan tumpang tindih.
Terbitnya harapan hidup manusia telah membuat penyakit periodontal dan pengobatan mereka menjadi lebih kompleks. Penuaan dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular sering mengakibatkan komplikasi pada jaringan periodontal. Demikian pula, pasien yang menggunakan obat secara terus menerus, seperti steroid, anti-koagulan atau imunosupresif sering naik. Manifestasi pada jaringan periodontal atau komplikasi ketika melakukan tindakan untuk pengobatan. Dapat dikatakan bahwa peningkatan penyakit sistemik yang dialami saat ini dikarenakan populasi, identifikasi awal yang perlu dilakukan tentang risiko medis yang berhubungan dengan penyakit periodontal dan keberhasilan treatment. (1) Hubungan antara status kesehatan umum, sistemik penyakit, dan penyakit periodontal telah dipelajari intensif. Dengan beberapa pengecualian, telah menunjukkan bahwa kontribusi penyakit sistemik untuk patogenesis penyakit periodontal adalah lebih penting daripada faktor–faktor primer etiologi. (2) Perkembangan periodontal penyakit tidak dapat dipisahkan dari immunopathological yang tanggapan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh dalam jaringan periodontal.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud dengan jaringan periodontal?
2.    Apa saja penyakit yang dapat terjadi pada jaringan periodontal?
3.    Bagaimana perawatan untuk penyakit pada jaringan periodontal?

1.3    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka maka tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui definisi jaringan periodontal
2.    Untuk mengetahui klasifikasi penyakit yang terjadi pada jaringan periodontal
3.    Untuk mengetahui jenis perawatan untuk penyakit pada jaringan periodontal





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Definisi Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal adalah suatu jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi. Struktur jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligamen periodontal, tulang alveolar dan sementum. Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang menutupi tulang alveolar dan berfungsi melindungi jaringan di bawahnya. Gingiva normal memiliki warna merah muda, konsistensi yang kenyal dan tekstur stippling atau seperti kulit jeruk. Ligamen periodontal adalah jaringan konektif yang mengelilingi gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal berfungsi melindungi pembuluh darah dan saraf, perlekatan gigi terhadap tulang dan pertahanan benturan keras akibat tekanan oklusal. Tulang alveolar adalah jaringan keras yang tersusun dari lapisan-lapisan tulang yang berfungsi sebagai penyangga gigi. Sementum adalah bagian yang menyelimuti akar gigi, bersifat keras, tidak memiliki pembuluh darah dan berfungsi sebagai perlekatan ligamen periodontal


2.2    Klasifikasi Penyakit Pada Jaringan Periodontal
Pada akhir tahun 1999 American Academy of Periodontology mendapatkan persetujuan bersama mengenai klasifikasi dan kondisi penyakit periodontal. Penamaan penyakit periodontitis sering berganti yang awalnya Adult Periodontitis kemudian berganti menjadi Chronic Periodontitis, Early-Onset Periodontitis menjadi Aggressive Periodontitis. Prepubertal Periodontitis menjadi Aggressive Periodontitis occurring Prepubertally. Perubahan nama tersebut berdasarkan alasan sebagai berikut. Adult Periodontitis adalah bentuk periodontitis yang sangat umum terjadi pada orang dewasa namun dapat ditemukan pada gigi susu maupun remaja, sedangkan istilah Chronic Periodontitis tidak terlalu terkait pada umur penderitanya. Early-Onset Periodontitis dapat terjadi pada berbagai umur dan penyakit tersebut tetap dapat ditemukan meskipun penderitanya bertambah tua. Jadi istilah Juvenile Periodontitis dan Rapidly Progressive Periodontitis sebagai bagian dari Early-Onset Periodontitis menjadi satu yaitu Aggressive Periodontitis dan dapat terjadi secara local maupun menyeluruh. Namun untuk memudahkan para pembaca memahaminya berdasarkan pendekatan klinis sengaja dalam tulisan ini dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu Periodontitis dan Gingivitis.
1.    Periodontitis
Periodontitis merupakan kelainan jaringan pendukung gigi yang telah melibatkan kerusakan pada ligamen periodontal (Attachment loss) maupun resorbsi dari tulang alveolar (Bone loss).
  


2.    Gingivitis
Gambaran klinis dari gingivitis atau inflamasi gingiva yaitu gingiva berwarna merah sampai kebiruan dengan pembesaran kontur gingiva karena edema dan mudah berdarah jika diberikan stimulasi seperti saat makan dan menyikat gigi. Gingivitis merupakan penyakit yang reversibel. Hingga kini belum banyak diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi perubahan status gingivitis kronis menjadi periodontitis destruktif.




Penyakit periodontal yang mengenai gingiva disebut gingivitis, sedangkan penyakit periodontal pada jaringan periodontal lebih dalam disebut periodontitis (Setiyohadi dan Krishnamurthy, 1993). Fedi dkk., (2000) menganggap bahwa periodontitis merupakan lanjutan gingivitis yang tidak terawat. Demikian juga faktor-faktor lokal yang dianggap sebagai penyebab gingivitis juga dianggap sebagai penyebab periodontitis.
Anggapan ini tidak berlaku sebaliknya, karena gingivitis tidak selalu berlanjut menjadi periodontitis, dan selain faktor-faktor lokal, banyak sekali faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan penyakit periodontal, baik pada gingivitis maupun periodontitis. Bahkan pada periodontitis sendiri terdapat bermacam-macam faktor etiologi dan juga manifestasi klinik yang bervariasi. Periodontitis kadang terkait dengan kondisi sistemik seperti diabetes mellitus, infeksi HIV, dan penyakit sistemik lainnya yang tentu saja dengan manifestasi klinik yang berbeda-beda. Pemeriksaan dengan cermat terhadap penampakan klinis dari jaringan periodontal sangat membantu dalam mendapatkan informasi tentang status periodontitis pasien (Armitage, 2000).





2.3    Perawatan Penyakit Pada Jaringan Periodontal
1.    Kontrol Plak
Pengendalian plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Pembuangan secara mekanis merupakan metoda yang efektif dalam mengendalikan plak dan inflamasi gingival. Pengendalian plak dapat dikategorikan dalam pengendalian plak secara profesional dan pengendalian plak yang dilakukan oleh pasien. Adanya hubungan yang signifikan antara akumulasi dari plak bakteri pada gigi dan perkembangan dari penyakit gingivitis dan periodontitis dan telah dibuktikan dengan penelitian klinik maupun epidemiologi, jadi bisa dikatakan plak bakteri adalah penyebab utama dari penyakit inflamasi. Tanpa adanya plak kontrol atau pengendalian plak, tidak dapat diperoleh maupun dipertahankannya keadaan jaringan periodontal yang sehat. Plak kontrol merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penatalaksanaan penyakit periodontal.

2.    Scaling
Scaling adalah prosedur pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan supragingiva dan subgingiva. Root planing adalah prosedur pengambilan sisa kalkulus dan sementum pada akar gigi sehingga diperoleh permukaan akar gigi yang mulus dan bersih. Tujuan utama dari scaling dan root planing adalah meningkatkan kesehatan gingiva dengan mengambil elemen penyebab inflamasi gingiva yaitu plak, kalkulus, endotoksin dari permukaan gigi. Setelah scaling dan root planing dilakukan, terjadi penurunan yang bermakna dari bakteri spirochetes, motil rod, bakteri patogen seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, dan Prevotella intermedia, da terjadi peningkatan bakteri coccus. Perubahan mikrobiota ini menghasilkan penurunan atau menghilangkan inflamasi secara klinis. Perubahan mikrobial yang positif ini harus dipertahankan dengan prosedur scaling dan root planing yang berkala selama terapi periodontal pendukung.

3.    Kuretase
Kuretase merupakan salah satu bentuk perawatan bedah periodontal. Kuretase adalah tindakan membersihkan jaringan lunak pada bagian dalam dinding poket dari jaringan granulasi/nekrotik dengan tujuan mengganti jaringan granulasi pada dinding poket dengan luka yang segar, luka tersebut akan merangsang aktivitas pagositosis unutk meresorbsi toksin dan jaringan nekrotik sehingga dapat menyembuhkan jaringan dan keradangan.

4.    Gingivektomi
Gingivektomi menurut Carranza (2006) adalah eksisi gingival sedangkan menurut Manson and Eley (1993), gingivektomi adalah penghilangan seluruh dinding jaringan lunak pada poket. Tujuan operasi gingivektomi adalah untuk menghilangkan poket gingival dengan cara melakukan reseksi jaringan gingival.

5.    Splinting
Splint adalah alat yang dibuat untuk mengencangkan atau menstabilkan gigi-gigi yang goyang akibat suatu adanya injuri atau penyakit. Pada perawatan periodontal, splint digunakan pada keadaan kegoyangan gigi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar. Selain menstabilkan gigi yang goyang, splint ini juga harus mendistribusikan kekuatan oklusi, mengurangi serta mencegah trauma oklusi, membantu penyembuhan jaringan periodontal, dan memperbaiki estetika.
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang teersebar luas di masyarakat, dimulai pada masa anak-anak dan memperlihatkan gejala kerusakan pada usia dewasa setelah timbul perubahan dan kerusakan yang bersifat irreversibel. Penyakit periodontal dapat didefinisikan sebagai proses patologis yang mengenai jaringan periodontal. Penyakit periodontal disebabkan oleh faktor etiologi lokal dalam mulut, khususnya bakteri. Meski demikian, dikenal pula beberapa penyakit sistemik dan kelainan tertentu yang dapat menurunkan atau mengubah pertahanan serta respon hospes, sehingga mempermudah terjadinya penyakit periodontal. Penyakit periodontal dibagi menjadi periodontitis dan gingivitis. Perawatan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan kontrol plak, scaling, kurektasi, gingivektomi dan splinting.


3.2    Saran
Agar tidak terkena penyakit pada jaringan periodontal, masyarakat disarankan untuk mengontrol makanan dan datang untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.




REFERENSI

Nurul, Dewi. 2002. Infeksi Dalam Bidang Periodonsia. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Ramadhani, Zuhda Febrina, Deby Kania Tri Putri, Cholil. 2014. Prevalensi Penyakit Periodontal Pada Perokok Di Lingkungan Batalyon Infanteri 621/Manuntung Barabai Hulu Sungai Tengah. DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 2. September 2014.
Suryono, Ph.D.drg. Kepaniteraan Periodonsia. Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi